2 Medali Pembuka Jadi Modal Positif Tim Taekwondo Indonesia Di ISG –
4 min readTim Indonesia mengawali perjalanan manis di Islamic Solidarity Games (ISG) 2021 Konya.
Menjelang opening ceremony dini hari nanti, Merah Putih mampu meraih modal positif dengan mengamankan dua raihan medali pembuka, yaitu perak dan perunggu.
Perak dipersembahkan Ayustina Priatna di nomor omnium elite putri. Sedangkan perunggu didapat dari Eki Febri Ekawati yang turun di nomor tolak peluru putri. Torehan prestasi yang diukir Eki sekaligus menjadi medali pertama bagi Indonesia di ISG.
Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia untuk ISG Rafiq Hakim Radinal mengatakan bangga akan prestasi yang ditunjukkan atlet-atlet Merah Putih di ISG.
Ia berharap sukses yang didapatkan Ayustina dan Eki dapat menjadi pelecut motivasi para atlet lain yang akan tampil di ISG.
“Saya bangga sekaligus gembira karena Tim Indonesia berhasil meraih dua medali, perak dan perunggu, di ISG sebelum opening ceremony dimulai. Semoga ini bisa menjadi pembangkit semangat bagi atlet-atlet lain yang akan tampil di ISG,” ujar Rafiq. yang menjabat sebagai Komite Eksekutif (KE) Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
Menurutnya parade defile Tim Indonesia akan beranggotakan 40 orang yang tampil mengenakan baju kontingen benuansa hitam dan merah.
Pembawa bendera, lanjut Rafiq, adalah atlet taekwondo putra Osanando Naufal Khairudin yang akan berjalan berdampingan bersama atlet tolak peluru Eki.
Pemilihan atlet putra dan putri untuk flag carrier ini merupakan ketentuan wajib yang ditetapkan oleh panitia penyelenggara.
“Memang tidak semua atlet hadir di opening ceremony karena kami juga harus mengatur kebugaran mereka, terutama bagi mereka yang bertanding esok harinya. Eki sudah selesai bertanding, sedangkan Osanando baru berlaga 11 Agustus jadi masih bisa beristirahat,” ujar Rafiq.
Sebagai informasi, opening ceremony berlangsung 21.30 waktu setempat atau Rabu (10/8) dini hari WIB.
Acara ini rencananya akan dihadiri langsung President Turki Recep Tayyip Erdogan. Dihubungi terpisah, pembalap sepeda putri Ayustina Priatna gembira atas raihan perak yang didapatkannya.
Meski demikian, Ayu mengaku tak begitu puas karena sebenarnya ia mampu tampil di urutan teratas pada game kedua dan ketiga.
Sebagai informasi, Ayustina berhak atas perak usai mengumpulkan 115 poin. Ia terpaut 5 poin dari pembalap Kazakhtan Rinata Sultanova yang berhak atas medali emas dengan koleksi 120 poin.
Perunggu diamankan pembalap Malaysia Nur Aisyah Mohamad Zubir dengan raihan 107 poin.
“Medali perak ini ibaratnya perjuangan tumpah darah karena sudah lama saya tak turun di nomor track dan baru mencoba lagi. Ini turnamen ketiga saya di nomor track setelah India dan Kolombia, tetapi ibaratnya di sini saya benar-benar bermain,” ujar Ayu.
“Sekarang fokus recovery dulu. Alhamdulillah dari NOC Indonesia menyediakan masseur dan pelatih juga bawa protein shake. Insya Allah bisa lebih cepat,” ujar Ayu.
Terpisah, Eki mengaku gembira bisa mempersembahkan medali bagi Indonesia. Eki mengamankan peringkat ketiga di nomor tolak peluru usai membukukan lemparan 14,93m. Medali emas dan perak diamankan tuan rumah, yaitu Emel Dareli (17,25m) dan Pinar Akyol (16,87m).
“Persaingan memang mereka di atas kita karena Dareli ini tampil di Olimpiade. Tapi saya tampil tak ada beban, terpenting bisa mendapat lemparan yang bagus saja,” ujar Eki.
Eki bangga bisa memberikan medali perunggu karena otot paha dalam kanan saya sempat agak tegang, beruntung tidak apa-apa hingga akhirnya bisa mendapatkan medali perunggu ini. ■
]]> , Tim Indonesia mengawali perjalanan manis di Islamic Solidarity Games (ISG) 2021 Konya.
Menjelang opening ceremony dini hari nanti, Merah Putih mampu meraih modal positif dengan mengamankan dua raihan medali pembuka, yaitu perak dan perunggu.
Perak dipersembahkan Ayustina Priatna di nomor omnium elite putri. Sedangkan perunggu didapat dari Eki Febri Ekawati yang turun di nomor tolak peluru putri. Torehan prestasi yang diukir Eki sekaligus menjadi medali pertama bagi Indonesia di ISG.
Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia untuk ISG Rafiq Hakim Radinal mengatakan bangga akan prestasi yang ditunjukkan atlet-atlet Merah Putih di ISG.
Ia berharap sukses yang didapatkan Ayustina dan Eki dapat menjadi pelecut motivasi para atlet lain yang akan tampil di ISG.
“Saya bangga sekaligus gembira karena Tim Indonesia berhasil meraih dua medali, perak dan perunggu, di ISG sebelum opening ceremony dimulai. Semoga ini bisa menjadi pembangkit semangat bagi atlet-atlet lain yang akan tampil di ISG,” ujar Rafiq. yang menjabat sebagai Komite Eksekutif (KE) Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
Menurutnya parade defile Tim Indonesia akan beranggotakan 40 orang yang tampil mengenakan baju kontingen benuansa hitam dan merah.
Pembawa bendera, lanjut Rafiq, adalah atlet taekwondo putra Osanando Naufal Khairudin yang akan berjalan berdampingan bersama atlet tolak peluru Eki.
Pemilihan atlet putra dan putri untuk flag carrier ini merupakan ketentuan wajib yang ditetapkan oleh panitia penyelenggara.
“Memang tidak semua atlet hadir di opening ceremony karena kami juga harus mengatur kebugaran mereka, terutama bagi mereka yang bertanding esok harinya. Eki sudah selesai bertanding, sedangkan Osanando baru berlaga 11 Agustus jadi masih bisa beristirahat,” ujar Rafiq.
Sebagai informasi, opening ceremony berlangsung 21.30 waktu setempat atau Rabu (10/8) dini hari WIB.
Acara ini rencananya akan dihadiri langsung President Turki Recep Tayyip Erdogan. Dihubungi terpisah, pembalap sepeda putri Ayustina Priatna gembira atas raihan perak yang didapatkannya.
Meski demikian, Ayu mengaku tak begitu puas karena sebenarnya ia mampu tampil di urutan teratas pada game kedua dan ketiga.
Sebagai informasi, Ayustina berhak atas perak usai mengumpulkan 115 poin. Ia terpaut 5 poin dari pembalap Kazakhtan Rinata Sultanova yang berhak atas medali emas dengan koleksi 120 poin.
Perunggu diamankan pembalap Malaysia Nur Aisyah Mohamad Zubir dengan raihan 107 poin.
“Medali perak ini ibaratnya perjuangan tumpah darah karena sudah lama saya tak turun di nomor track dan baru mencoba lagi. Ini turnamen ketiga saya di nomor track setelah India dan Kolombia, tetapi ibaratnya di sini saya benar-benar bermain,” ujar Ayu.
“Sekarang fokus recovery dulu. Alhamdulillah dari NOC Indonesia menyediakan masseur dan pelatih juga bawa protein shake. Insya Allah bisa lebih cepat,” ujar Ayu.
Terpisah, Eki mengaku gembira bisa mempersembahkan medali bagi Indonesia. Eki mengamankan peringkat ketiga di nomor tolak peluru usai membukukan lemparan 14,93m. Medali emas dan perak diamankan tuan rumah, yaitu Emel Dareli (17,25m) dan Pinar Akyol (16,87m).
“Persaingan memang mereka di atas kita karena Dareli ini tampil di Olimpiade. Tapi saya tampil tak ada beban, terpenting bisa mendapat lemparan yang bagus saja,” ujar Eki.
Eki bangga bisa memberikan medali perunggu karena otot paha dalam kanan saya sempat agak tegang, beruntung tidak apa-apa hingga akhirnya bisa mendapatkan medali perunggu ini. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID