Hasto Ragukan Prestasi Gubernur DKI Duet Anies-Puan Ambyar –
5 min readWacana duet pemersatu bangsa dan pencegah polarisasi, Anies Baswedan-Puan Maharani terancam ambyar. Pasalnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto nyerang keras Anies. Hasto mempertanyakan, prestasi Anies selama menjadi orang nomor satu di ibu kota.
Kritikan Hasto itu dilontarkan di depan sejumlah kader sayap partai Taruna Merah Putih, di Sekretariat PDIP DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/7). Kehadiran Hasto di sini untuk menghadiri pelantikan pengurus Taruna Merah Putih Jakarta.
Kata Hasto, Anies yang kini disebut sebagai calon presiden potensial, nihil prestasi. Diingatkan, prestasi merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih pemimpin negara. Khususnya presiden.
“Jadi, kalau ada orang berbicara si A, si B, tanya saja prestasinya. Pak Anies, sebutkan tujuh prestasinya apa, misalnya begitu. Pasti bingung jawabnya saudara-saudara sekalian,” tanya Hasto.
Ia lantas menyebut, di masa kepemimpinan Anies, Jakarta terjadi kemunduran. Ketimbang era Jokowi maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat jadi gubernur.
Menurut dia, saat dipimpin Jokowi dan Ahok, anak-anak balita Jakarta dibuatkan taman bermain, taman cerdas. Lingkungan kita dibuat bersih, ada pasukan oranye, ada pasukan hijau, ada pasukan biru. “Semua punya tugas masing-masing membantu Jakarta. Masyarakat mudah sampaikan aspirasi kepada pemimpinnya,” paparnya.
Untuk diketahui, banyak pihak yang mengusulkan Anies dipasangkan dengan Puan pada pilpres 2024. Salah satu tujuannya untuk mencegah polarisasi ‘kampret’ dan ‘cebong’.
Salah satu tokoh yang mengusulkan adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat konferensi pers Indikator Politik Indonesia secara virtual, Senin (11/7) lalu. Kata Bahlil, Anies-Puan bakal menang satu putaran dalam Pilpres 2024. Keduanya juga figur muda dan cerdas. Serta dapat menyatukan polarisasi dua kelompok pendukung di Pilpres 2019, cebong dan kampret.
Dalam beberapa kesempatan, Anies dan Puan juga tampil bersama. Misalnya, saat helatan Formula E, awal Juni lalu. Keduanya duduk bersanding nonton balapan mobil listrik.
Lalu apa kata NasDem sebagai partai yang merekomendasikan Anies sebagai salah satu capres? Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, ogah serius menyikapi sindiran Hasto. Sebab, soal prestasi, yang berhak menilai adalah masyarakat Jakarta.
Ali menyebut, jika parpol yang melakukan penilaian, maka dasarnya pasti subjektifitas. Sebagai pendukung, NasDem tentu menilai Anies gubernur berprestasi. Begitupun sebaliknya. “NasDem nggak perlu menanggapi, yang berhak menilai itu masyarakat,” kata Ali, kemarin.
Sementara pendukung setia Anies dari relawan Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) menyebut, Hasto kurang dewasa. Prestasi Anies, jelas tak terhitung. Terekam jelas maju kota Jakarta. Terasa nyata bahagia warganya.
“Masa sekelas Sekjen mencontohkan keberhasilan dengan PPSU, pasukan oranye dll. Itu JIS, Formula E, taman-taman, program rakyat kecil bertebaran. Sangat jelas prestasinya,” ujar Ketua Umum GPMI, Syarief Hidayatullah, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Diingatkannya, meski tak setuju dan tak mendukung seorang tokoh, mestinya semua pihak menghargai prestasi siapapun. Menurut dia, GPMI dan pendukung Anies, tak pernah menegasikan prestasi lawan-lawan Anies.
“Soal koalisi urusan partai. Mas Anies nggak masalah nggak duet sama Mbak Puan. Masih banyak yang melirik. Tetapi, hargai kinerja orang. Bagi kami, Mbak Puan berprestasi, Pak Prabowo keren, Pak Ganjar dua kali Gubernur Jateng mantap. Bu Khofifah, Kang Emil, semua punya kelebihan dan prestasi,” pungkasnya.
Lalu bagaimana peluang Anies-Puan? CEO & Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting (PRC), Rio Prayogo menilai, pernyataan Hasto mengkonfirmasi duet Puan-Anies atau sebaliknya semakin mustahil.
Menurut dia, selama ini, kader-kader banteng memang kritis terhadap Anies. Bahkan selalu ambil posisi sebagai oposisi dalam menilai kinerja Anies. “Ini semakin menegaskan duet Anies-Puan bakal ambyar,” kata Rio kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Dikatakannya, agak sulit merasionalisasi koalisi partai pengusung Anies dan PDIP. Selain jarak ideologi, platform dan kepentingan keduanya terlampau jauh. Sikap-sikap kritis PDIP kepada Anies yang terlampau terang menyimpan efek psikologis bagi pendukung keduanya.
“Bagi kader PDIP, Anies adalah simbol yang harus dihentikan. Bagi pendukung Anies, PDIP adalah partai yang kalau perlu, tak boleh dicoblos. Meskipun peluang bersatu keduanya tetap ada, prediksi saya hanya sebiji kurma, kecil sekali,” tandasnya.
]]> , Wacana duet pemersatu bangsa dan pencegah polarisasi, Anies Baswedan-Puan Maharani terancam ambyar. Pasalnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto nyerang keras Anies. Hasto mempertanyakan, prestasi Anies selama menjadi orang nomor satu di ibu kota.
Kritikan Hasto itu dilontarkan di depan sejumlah kader sayap partai Taruna Merah Putih, di Sekretariat PDIP DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/7). Kehadiran Hasto di sini untuk menghadiri pelantikan pengurus Taruna Merah Putih Jakarta.
Kata Hasto, Anies yang kini disebut sebagai calon presiden potensial, nihil prestasi. Diingatkan, prestasi merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih pemimpin negara. Khususnya presiden.
“Jadi, kalau ada orang berbicara si A, si B, tanya saja prestasinya. Pak Anies, sebutkan tujuh prestasinya apa, misalnya begitu. Pasti bingung jawabnya saudara-saudara sekalian,” tanya Hasto.
Ia lantas menyebut, di masa kepemimpinan Anies, Jakarta terjadi kemunduran. Ketimbang era Jokowi maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat jadi gubernur.
Menurut dia, saat dipimpin Jokowi dan Ahok, anak-anak balita Jakarta dibuatkan taman bermain, taman cerdas. Lingkungan kita dibuat bersih, ada pasukan oranye, ada pasukan hijau, ada pasukan biru. “Semua punya tugas masing-masing membantu Jakarta. Masyarakat mudah sampaikan aspirasi kepada pemimpinnya,” paparnya.
Untuk diketahui, banyak pihak yang mengusulkan Anies dipasangkan dengan Puan pada pilpres 2024. Salah satu tujuannya untuk mencegah polarisasi ‘kampret’ dan ‘cebong’.
Salah satu tokoh yang mengusulkan adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat konferensi pers Indikator Politik Indonesia secara virtual, Senin (11/7) lalu. Kata Bahlil, Anies-Puan bakal menang satu putaran dalam Pilpres 2024. Keduanya juga figur muda dan cerdas. Serta dapat menyatukan polarisasi dua kelompok pendukung di Pilpres 2019, cebong dan kampret.
Dalam beberapa kesempatan, Anies dan Puan juga tampil bersama. Misalnya, saat helatan Formula E, awal Juni lalu. Keduanya duduk bersanding nonton balapan mobil listrik.
Lalu apa kata NasDem sebagai partai yang merekomendasikan Anies sebagai salah satu capres? Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, ogah serius menyikapi sindiran Hasto. Sebab, soal prestasi, yang berhak menilai adalah masyarakat Jakarta.
Ali menyebut, jika parpol yang melakukan penilaian, maka dasarnya pasti subjektifitas. Sebagai pendukung, NasDem tentu menilai Anies gubernur berprestasi. Begitupun sebaliknya. “NasDem nggak perlu menanggapi, yang berhak menilai itu masyarakat,” kata Ali, kemarin.
Sementara pendukung setia Anies dari relawan Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) menyebut, Hasto kurang dewasa. Prestasi Anies, jelas tak terhitung. Terekam jelas maju kota Jakarta. Terasa nyata bahagia warganya.
“Masa sekelas Sekjen mencontohkan keberhasilan dengan PPSU, pasukan oranye dll. Itu JIS, Formula E, taman-taman, program rakyat kecil bertebaran. Sangat jelas prestasinya,” ujar Ketua Umum GPMI, Syarief Hidayatullah, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Diingatkannya, meski tak setuju dan tak mendukung seorang tokoh, mestinya semua pihak menghargai prestasi siapapun. Menurut dia, GPMI dan pendukung Anies, tak pernah menegasikan prestasi lawan-lawan Anies.
“Soal koalisi urusan partai. Mas Anies nggak masalah nggak duet sama Mbak Puan. Masih banyak yang melirik. Tetapi, hargai kinerja orang. Bagi kami, Mbak Puan berprestasi, Pak Prabowo keren, Pak Ganjar dua kali Gubernur Jateng mantap. Bu Khofifah, Kang Emil, semua punya kelebihan dan prestasi,” pungkasnya.
Lalu bagaimana peluang Anies-Puan? CEO & Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting (PRC), Rio Prayogo menilai, pernyataan Hasto mengkonfirmasi duet Puan-Anies atau sebaliknya semakin mustahil.
Menurut dia, selama ini, kader-kader banteng memang kritis terhadap Anies. Bahkan selalu ambil posisi sebagai oposisi dalam menilai kinerja Anies. “Ini semakin menegaskan duet Anies-Puan bakal ambyar,” kata Rio kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Dikatakannya, agak sulit merasionalisasi koalisi partai pengusung Anies dan PDIP. Selain jarak ideologi, platform dan kepentingan keduanya terlampau jauh. Sikap-sikap kritis PDIP kepada Anies yang terlampau terang menyimpan efek psikologis bagi pendukung keduanya.
“Bagi kader PDIP, Anies adalah simbol yang harus dihentikan. Bagi pendukung Anies, PDIP adalah partai yang kalau perlu, tak boleh dicoblos. Meskipun peluang bersatu keduanya tetap ada, prediksi saya hanya sebiji kurma, kecil sekali,” tandasnya.
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID