Kini, Bayar Ziswaf Ke Istiqlal Global Fund Bisa Via Pospay –
7 min readPT Pos Indonesia (Persero) dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) melakukan penandatanganan kerja sama pemanfaatan layanan jasa dan potensi untuk mendukung program kerja Istiqlal Global Fund (IGF). Di antaranya dengan menghadirkan fitur pembayaran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) melalui aplikasi Pospay.
Penandatanganan ini dilakukan antara BPMI yang diwakili Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar dan Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi, Rabu (3/8). Acara pembubuhan tanda tangan yang berlangsung santai berbalut apel pagi dan olah raga ini juga dihadiri Direktur Utama IGF Muljono Lodji, Plt Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan, Tonggo Marbun, SVP Financial Service Sales and Marketing PT Pos Indonesia (Persero), Haris Husein, dan Satgas Bansos PT Pos Indonesia Hendra Sari.
“Jadi, kami sekarang sudah menyediakan fitur IGF, masuk di Pospay. Artinya, semua Ziswaf yang disalurkan melalui IGF dapat menggunakan (pembayaran) di Pospay, sehingga para user Pospay yang saat ini jumlahnya 2,5 juta, bisa menyalurkan Ziswaf ke IGF melalui Pospay,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi, seperti keterangan yang diterima RM.id, Selasa (9/8).
Faizal mengatakan, masyarakat juga bisa menyalurkan Ziswaf ke IGF melalui 4.800 loket PT Pos Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia, yang masih ditambah juga dengan adanya 110 ribu agen Pospay, yang menjangkau perdesaan hingga pelosok Indonesia. “Agen-agen Pospay juga akan memberitahu masyarakat bisa menyalurkan Ziswaf ke IGF,” ujar mantan Direktur Telin ini.
Selain itu, kedua pihak juga akan saling memanfaatkan potensi masing-masing. Masjid Istiqlal bisa memaksimalkan potensi seputar 4 portofolio bisnis yang dimiliki Pos Indonesia, dan sebaliknya Pos Indonesia juga bisa memanfaatkan seluruh potensi Masjid Istiqlal.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengapresiasi pengukuhan kerja sama kedua lembaga milik negara ini. “PT Pos Indonesia adalah lembaga ekonomi tertua di Indonesia, jadi saya mendukung penuh kerja sama ini. Karena sebagai masjid negara, Istiqlal diminta menjadi semacam guidance bagi masjid-masjid agung syuro di Indonesia. Di sini kita bisa melakukan kerja sama,” ujarnya.
Istiqlal diminta memberikan pendampingan untuk 800 ribu masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. Nasaruddin melihat peluang yang bisa disinergikan dengan PT Pos Indonesia. Pertama, terkait penyediaan perumahan bagi imam dan muazin. Sebab, PT Pos Indonesia juga memiliki bisnis terkait pengembangan properti.
Kedua, e-commerce masjid. Nasaruddin menyebutkan pihaknya membuat e-commerce dengan keunggulan khusus, yang di dalamnya terdapat kebutuhan pokok masyarakat. Pihak PT Pos Indonesia akan mengantarkan pesanan langsung ke masyarakat.
“Bayangkan kalau 250 ribu jamaah Masjid Istiqlal setiap Jumat, menggunakan jasa (e-commerce) Istiqlal. Pertama, halal dan tidak ada campur-baur dengan hal yang haram. Kedua, membeli sambil beramal. Jadi enak, kan. Ordernya melalui Istiqlal dan diantar oleh PT Pos. Tepat, cepat, dan terpercaya,” katanya.
Direktur SDM dan Umum PT Pos Indonesia (Persero) Tonggo Marbun menambahkan, pihaknya akan mempertajam bentuk-bentuk kerja sama dengan Istiqlal. Sebab, Istiqlal tidak sekadar masjid atau tempat ibadah. Di Istiqlal ada madrasah, PAUD bahkan sampai pendidikan S3. Hanya pendidikan S1 yang tidak ada.
“Di situ Pospay bisa jadi sistem pembayaran, sarana transaksi keuangan di pendidikan. Kemudian ada pemberdayaan UMKM. Tadi Pak Mulyono (Direktur Utama IGF Mulyono Lodji) menceritakan mereka punya konsep ekonomi umat yang dikelola secara khusus. Di situ Pospay bisa hadir dan bukan hanya sekadar QRIS tapi juga bisa memfasilitasi layanan keuangan dalam bentuk-bentuk yang lain,” kata Tonggo.
Hal senada disebutkan Nasaruddin Umar. “Masa depan masjid di Indonesia bukan hanya tempat ibadah, tapi juga tempat pemenuhan hajat kebutuhan pokok masyarakat. Bukan hajat spiritual, tapi juga mencakup ekonomi dan pendidikan masyarakat, seperti masjid Nabi yang memberdayakan umat,” ucapnya.
PT Pos Indonesia juga akan menyasar secara masif generasi milenial terkait tagline generasi baik generasi Pospay. Hal ini sangat relevan karena mayoritas user Pospay berasal dari generasi milenial dan diharapkan kampanye ini meningkatkan kepedulian mereka menyalurkan ziswaf melalui Pospay.
“Saya kira jangan (berhenti) di PKS (Perjanjian Kerja Sama). Tapi kita konkretkan segera, kita bangun bisnis modelnya, bisnis prosesnya seperti apa, apakah itu fitur atau layanan baru bersama-sama dengan IGF,” ujar Tonggo.
Direktur Utama IGF Mulyono Lodji mengatakan, pihaknya memiliki banyak potensi bisnis di lingkungan Istiqlal. Pihaknya ingin melakukan digitalisasi hal tersebut sebagaimana di antaranya kerja sama dengan PT Pos Indonesia.
“Dengan hadirnya digitalisasi akan mempermudah komunikasi kita. Dari PKS (Perjanjian Kerja Sama) ini saya kira akan lahir lagi PKS-PKS selanjutnya sesuai lingkup kita secara produktif, strategis dengan PT Pos, dalam hal logsitik, delivery, dan properti,” kata Mulyono.
Nasaruddin juga mengapresiasi Istiqlal Global Fund (IGF). Unit yang berada di dalam struktur BPMI ini menjalin kerja sama penghimpunan dan penyaluran Ziswaf melalui fitur khusus di aplikasi jasa keuangan milik PT Pos Indonesia, Pospay Syariah.
“Yang paling penting, PT Pos tidak hanya menjadi pelayan horizontal (kebutuhan manusia di dunia), tapi juga pengantar amal jariyah seperti Zizwaf para calon penghuni surga ke langit melalui Pospay dan masih banyak hal lain yang bisa kita kerjasamakan,” ucapnya.
Secara khusus pula, Nasaruddin mengapresiasi Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi dan Direktur IGF Mulyono Lodji. Kedua tokoh tersebut dinilai memiliki terobosan yang luar biasa.
“Saya imbau seluruh pihak terutama generasi muda, mari gunakan jasa PT Pos Indonesia dalam memfasilitasi semua kepentingan dan kebutuhan kita, apalagi melalui Pospay Syariah. Itu berkarya sambil beramal,” imbau Nasaruddin.■
]]> , PT Pos Indonesia (Persero) dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) melakukan penandatanganan kerja sama pemanfaatan layanan jasa dan potensi untuk mendukung program kerja Istiqlal Global Fund (IGF). Di antaranya dengan menghadirkan fitur pembayaran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) melalui aplikasi Pospay.
Penandatanganan ini dilakukan antara BPMI yang diwakili Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar dan Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi, Rabu (3/8). Acara pembubuhan tanda tangan yang berlangsung santai berbalut apel pagi dan olah raga ini juga dihadiri Direktur Utama IGF Muljono Lodji, Plt Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan, Tonggo Marbun, SVP Financial Service Sales and Marketing PT Pos Indonesia (Persero), Haris Husein, dan Satgas Bansos PT Pos Indonesia Hendra Sari.
“Jadi, kami sekarang sudah menyediakan fitur IGF, masuk di Pospay. Artinya, semua Ziswaf yang disalurkan melalui IGF dapat menggunakan (pembayaran) di Pospay, sehingga para user Pospay yang saat ini jumlahnya 2,5 juta, bisa menyalurkan Ziswaf ke IGF melalui Pospay,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi, seperti keterangan yang diterima RM.id, Selasa (9/8).
Faizal mengatakan, masyarakat juga bisa menyalurkan Ziswaf ke IGF melalui 4.800 loket PT Pos Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia, yang masih ditambah juga dengan adanya 110 ribu agen Pospay, yang menjangkau perdesaan hingga pelosok Indonesia. “Agen-agen Pospay juga akan memberitahu masyarakat bisa menyalurkan Ziswaf ke IGF,” ujar mantan Direktur Telin ini.
Selain itu, kedua pihak juga akan saling memanfaatkan potensi masing-masing. Masjid Istiqlal bisa memaksimalkan potensi seputar 4 portofolio bisnis yang dimiliki Pos Indonesia, dan sebaliknya Pos Indonesia juga bisa memanfaatkan seluruh potensi Masjid Istiqlal.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengapresiasi pengukuhan kerja sama kedua lembaga milik negara ini. “PT Pos Indonesia adalah lembaga ekonomi tertua di Indonesia, jadi saya mendukung penuh kerja sama ini. Karena sebagai masjid negara, Istiqlal diminta menjadi semacam guidance bagi masjid-masjid agung syuro di Indonesia. Di sini kita bisa melakukan kerja sama,” ujarnya.
Istiqlal diminta memberikan pendampingan untuk 800 ribu masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. Nasaruddin melihat peluang yang bisa disinergikan dengan PT Pos Indonesia. Pertama, terkait penyediaan perumahan bagi imam dan muazin. Sebab, PT Pos Indonesia juga memiliki bisnis terkait pengembangan properti.
Kedua, e-commerce masjid. Nasaruddin menyebutkan pihaknya membuat e-commerce dengan keunggulan khusus, yang di dalamnya terdapat kebutuhan pokok masyarakat. Pihak PT Pos Indonesia akan mengantarkan pesanan langsung ke masyarakat.
“Bayangkan kalau 250 ribu jamaah Masjid Istiqlal setiap Jumat, menggunakan jasa (e-commerce) Istiqlal. Pertama, halal dan tidak ada campur-baur dengan hal yang haram. Kedua, membeli sambil beramal. Jadi enak, kan. Ordernya melalui Istiqlal dan diantar oleh PT Pos. Tepat, cepat, dan terpercaya,” katanya.
Direktur SDM dan Umum PT Pos Indonesia (Persero) Tonggo Marbun menambahkan, pihaknya akan mempertajam bentuk-bentuk kerja sama dengan Istiqlal. Sebab, Istiqlal tidak sekadar masjid atau tempat ibadah. Di Istiqlal ada madrasah, PAUD bahkan sampai pendidikan S3. Hanya pendidikan S1 yang tidak ada.
“Di situ Pospay bisa jadi sistem pembayaran, sarana transaksi keuangan di pendidikan. Kemudian ada pemberdayaan UMKM. Tadi Pak Mulyono (Direktur Utama IGF Mulyono Lodji) menceritakan mereka punya konsep ekonomi umat yang dikelola secara khusus. Di situ Pospay bisa hadir dan bukan hanya sekadar QRIS tapi juga bisa memfasilitasi layanan keuangan dalam bentuk-bentuk yang lain,” kata Tonggo.
Hal senada disebutkan Nasaruddin Umar. “Masa depan masjid di Indonesia bukan hanya tempat ibadah, tapi juga tempat pemenuhan hajat kebutuhan pokok masyarakat. Bukan hajat spiritual, tapi juga mencakup ekonomi dan pendidikan masyarakat, seperti masjid Nabi yang memberdayakan umat,” ucapnya.
PT Pos Indonesia juga akan menyasar secara masif generasi milenial terkait tagline generasi baik generasi Pospay. Hal ini sangat relevan karena mayoritas user Pospay berasal dari generasi milenial dan diharapkan kampanye ini meningkatkan kepedulian mereka menyalurkan ziswaf melalui Pospay.
“Saya kira jangan (berhenti) di PKS (Perjanjian Kerja Sama). Tapi kita konkretkan segera, kita bangun bisnis modelnya, bisnis prosesnya seperti apa, apakah itu fitur atau layanan baru bersama-sama dengan IGF,” ujar Tonggo.
Direktur Utama IGF Mulyono Lodji mengatakan, pihaknya memiliki banyak potensi bisnis di lingkungan Istiqlal. Pihaknya ingin melakukan digitalisasi hal tersebut sebagaimana di antaranya kerja sama dengan PT Pos Indonesia.
“Dengan hadirnya digitalisasi akan mempermudah komunikasi kita. Dari PKS (Perjanjian Kerja Sama) ini saya kira akan lahir lagi PKS-PKS selanjutnya sesuai lingkup kita secara produktif, strategis dengan PT Pos, dalam hal logsitik, delivery, dan properti,” kata Mulyono.
Nasaruddin juga mengapresiasi Istiqlal Global Fund (IGF). Unit yang berada di dalam struktur BPMI ini menjalin kerja sama penghimpunan dan penyaluran Ziswaf melalui fitur khusus di aplikasi jasa keuangan milik PT Pos Indonesia, Pospay Syariah.
“Yang paling penting, PT Pos tidak hanya menjadi pelayan horizontal (kebutuhan manusia di dunia), tapi juga pengantar amal jariyah seperti Zizwaf para calon penghuni surga ke langit melalui Pospay dan masih banyak hal lain yang bisa kita kerjasamakan,” ucapnya.
Secara khusus pula, Nasaruddin mengapresiasi Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi dan Direktur IGF Mulyono Lodji. Kedua tokoh tersebut dinilai memiliki terobosan yang luar biasa.
“Saya imbau seluruh pihak terutama generasi muda, mari gunakan jasa PT Pos Indonesia dalam memfasilitasi semua kepentingan dan kebutuhan kita, apalagi melalui Pospay Syariah. Itu berkarya sambil beramal,” imbau Nasaruddin.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID