DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
9 October 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Piala AFF Ke Final, Timnas U-16 Siap Tempur Hadapi Vietnam –

4 min read

Timnas Indonesia U-16 bersiap menghadapi Vietnam di ajang final Piala AFF pada Jumat (12/8) di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. 

Sebelumnya, Indonesia ke partai puncak usai mengalahkan taktik bertahan “parkir bus” Myanmar saat melakoni babak semifinal turnamen Piala AFF U-16 2022 yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8).

Penjaga gawang Andrika Fathir Rachman berjanji akan berusaha lebih keras lagi untuk memenangkan laga final.

“Semoga kami bisa menang lawan Vietnam dan membawa Indonesia menjadi juara,” kata Andrika Fathir.

Indonesia terakhir kali memenangkan turnamen Piala AFF dan memboyong trofi juara adalah saat sukses membekuk Thailand di partai final lewat adu penalti (4-3) tahun 2018.

Empat penendang penalti Indonesia, Sutan Zico, Amiruddin Bagus, Rendy Juliansyah, dan David Maulana berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan.

Sementara Thailand hanya mampu menyarangkan tiga bola, dua lainnya dapat ditepis oleh kiper Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi. Kala itu di bawah asuhan Fakhri Husaini, Garuda Asia tidak tersentuh kekalahan sama sekali sepanjang turnamen.

Terkait laga lawan Myanmar, pelatih timnas Bima Sakti mengatakan kedudukan imbang di waktu normal karena gaya bertahan Myanmar yang ketat.

“Laga yang ketat dan sulit, mereka bermain dengan bertahan secara “parkir bus” di lini belakang pada babak pertama, sehingga itu menyulitkan kami untuk menembus pertahanan mereka. Kami malah kecolongan satu gol,” ungkap Bima usai laga.

Taktik pun dirubahnya pada babak kedua, setelah melihat hal itu. “Saya merubah strategi, tadinya menggunakan empat pemain bertahan, menjadi tiga pemain bertahan. Kemudian, kami juga menambah penyerang di depan, sehingga kami bisa mencetak gol. Sebenarnya kami memiliki banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Mudah-mudahan itu tak terulang lagi di partai final nanti melawan Vietnam,” tegas Bima.

Di laga itu memang Indonesia tertinggal lebih dahulu dari lawannya itu, saat Nay Min Htet membuat gol pada menit ke-44’. Namun pada babak kedua, Muhammad Riski Afrisal mencetak gol indah melalui tandangan bebas di menit ke-70’.

Kedudukan imbang itu bertahan sampai usai waktu normal. Dan berdasarkan regulasi turnamen, laga langsung berlanjut ke adu tendangan penalti. Seluruh algojo penalti tim U-16 Indonesia sukses menjaringkan bola ke gawang lawan. Lima penendang, Muhammad Iqbal Gwijangge, Figo Dennis, Arkhan Kaka, Muhammad Riski Afrisal dan Muhammad Nabil Asyura melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Sementara itu di kubu Myanmar, hanya empat penendang yang sukses menyarangkan bola ke gawang Andrika Rachman. Mereka adalah Kaung Khant Zaw, Brang Don Le, Khon Cho Htoo, Myat Phone Khant. Satu tendangan gagal dilakukan oleh Shine Wanna Aung yang berhasil ditepis oleh Andrika Rachman.

 

 
]]> , Timnas Indonesia U-16 bersiap menghadapi Vietnam di ajang final Piala AFF pada Jumat (12/8) di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. 

Sebelumnya, Indonesia ke partai puncak usai mengalahkan taktik bertahan “parkir bus” Myanmar saat melakoni babak semifinal turnamen Piala AFF U-16 2022 yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8).

Penjaga gawang Andrika Fathir Rachman berjanji akan berusaha lebih keras lagi untuk memenangkan laga final.

“Semoga kami bisa menang lawan Vietnam dan membawa Indonesia menjadi juara,” kata Andrika Fathir.

Indonesia terakhir kali memenangkan turnamen Piala AFF dan memboyong trofi juara adalah saat sukses membekuk Thailand di partai final lewat adu penalti (4-3) tahun 2018.

Empat penendang penalti Indonesia, Sutan Zico, Amiruddin Bagus, Rendy Juliansyah, dan David Maulana berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan.

Sementara Thailand hanya mampu menyarangkan tiga bola, dua lainnya dapat ditepis oleh kiper Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi. Kala itu di bawah asuhan Fakhri Husaini, Garuda Asia tidak tersentuh kekalahan sama sekali sepanjang turnamen.

Terkait laga lawan Myanmar, pelatih timnas Bima Sakti mengatakan kedudukan imbang di waktu normal karena gaya bertahan Myanmar yang ketat.

“Laga yang ketat dan sulit, mereka bermain dengan bertahan secara “parkir bus” di lini belakang pada babak pertama, sehingga itu menyulitkan kami untuk menembus pertahanan mereka. Kami malah kecolongan satu gol,” ungkap Bima usai laga.

Taktik pun dirubahnya pada babak kedua, setelah melihat hal itu. “Saya merubah strategi, tadinya menggunakan empat pemain bertahan, menjadi tiga pemain bertahan. Kemudian, kami juga menambah penyerang di depan, sehingga kami bisa mencetak gol. Sebenarnya kami memiliki banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Mudah-mudahan itu tak terulang lagi di partai final nanti melawan Vietnam,” tegas Bima.

Di laga itu memang Indonesia tertinggal lebih dahulu dari lawannya itu, saat Nay Min Htet membuat gol pada menit ke-44’. Namun pada babak kedua, Muhammad Riski Afrisal mencetak gol indah melalui tandangan bebas di menit ke-70’.

Kedudukan imbang itu bertahan sampai usai waktu normal. Dan berdasarkan regulasi turnamen, laga langsung berlanjut ke adu tendangan penalti. Seluruh algojo penalti tim U-16 Indonesia sukses menjaringkan bola ke gawang lawan. Lima penendang, Muhammad Iqbal Gwijangge, Figo Dennis, Arkhan Kaka, Muhammad Riski Afrisal dan Muhammad Nabil Asyura melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Sementara itu di kubu Myanmar, hanya empat penendang yang sukses menyarangkan bola ke gawang Andrika Rachman. Mereka adalah Kaung Khant Zaw, Brang Don Le, Khon Cho Htoo, Myat Phone Khant. Satu tendangan gagal dilakukan oleh Shine Wanna Aung yang berhasil ditepis oleh Andrika Rachman.

 

 

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |