DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
9 October 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Sektor Pertanian Tangguh Top, Indonesia Raih Penghargaan Dari International Rice Research Institute –

5 min read

Indonesia terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan nasional dan telah berhasil meningkatkan produksi padi secara signifikan sehingga mencapai swasembada beras. Selain itu, Indonesia juga menciptakan sistem pertanian pangan yang tangguh hasil dari komitmen Pemerintah yang bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat. Komitmen itu di antaranya terwujud dalam pembangunan bendungan, embung, varietas unggul baru, pemupukan berimbang, mekanisasi pertanian, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan penyuluhan pertanian.

Menjelang Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan RI, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute sebagai pengakuan atas sistem pertanian pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi. Penghargaan tersebut diberikan kepada Presiden Jokowi, di Istana Negara, Minggu (14/8). Pada kesempatan tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selaku menteri yang juga berperan dalam mengkoordinasikan sektor pangan nasional turut hadir langsung mendampingi Presiden menerima penghargaan tersebut.

“Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer,” ungkap Airlangga, usai mendampingi Presiden dalam acara penyerahan penghargaan.

Sektor pertanian pada tahun 2021 tumbuh 1,84 persen (yoy) dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28 persen. Kemudian, pada kuartal II-2022, sektor pertanian menunjukkan konsistensi dengan pertumbuhan positif 1,37 persen (yoy) dan berkontribusi 12,98 persen terhadap perekonomian nasional. Tren positif tersebut juga turut menjaga kesejahteraan petani dengan capaian Nilai Tukar Petani (NTP) tertinggi pada Maret 2022 yakni sebesar 109,29 sedangkan NTP pada Juli 2022 tercatat sebesar 104,25.

Sementara itu, prognosa pangan nasional tahun 2022, khususnya pada komoditas beras, menunjukkan adanya surplus 7,5 juta ton. Hal ini melanjutkan tren positif swasembada beras dengan produksi beras pada tahun 2020 sebesar 31,4 juta ton dan tahun 2021 sebesar 31,2 juta ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi produksi beras yang relatif stabil dari tahun ke tahun berdampak positif terhadap terjaganya harga beras nasional di tingkat konsumen.

“Swasembada beras yang telah dicapai tentunya masih dihadapkan oleh berbagai tantangan baik dari sisi hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemerintah terus meningkatkan berbagai upaya perbaikan,” kata Airlangga.

Produktivitas padi nasional pada 2020 berada di angka 5,13 ton per hektar dan pada 2021 meningkat menjadi 5,23 ton per hektar. Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan kualitas benih, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), perbaikan infrastruktur pertanian, penanganan pasca panen, pemanfaatan teknologi pertanian, perluasan areal tanam melalui cetak sawah, penetapan lahan sawah dilindungi, bantuan alat dan mesin pertanian, serta bantuan pembiayaan melalui KUR.

“Pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu ke hilir serta memanfaatkan teknologi, menjadi prasyarat dalam peningkatan daya saing komoditas, baik untuk pemenuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor,” ujar Airlangga.

Dari sisi benih, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Subang telah menghasilkan Inpari 32 dan Inpari 42 dengan produktivitas mencapai 12 ton per hektar. Hal tersebut terus didorong konsistensinya dan diimplementasikan pada skala besar. Penanganan pasca panen dengan pembangunan rice milling unit dan silo modern baik swasta maupun Perum Bulog, serta penerapan klaster bisnis padi. Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian melalui digitalisasi pertanian yakni penerapan Internet of Things (IoT), robot construction, dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan Agriculture War Room (AWR), dan otomatisasi mekanisasi pertanian.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong pengembangan sektor pertanian yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kemajuan teknologi serta ramah lingkungan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia,” pungkas Airlangga.■
]]> , Indonesia terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan nasional dan telah berhasil meningkatkan produksi padi secara signifikan sehingga mencapai swasembada beras. Selain itu, Indonesia juga menciptakan sistem pertanian pangan yang tangguh hasil dari komitmen Pemerintah yang bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat. Komitmen itu di antaranya terwujud dalam pembangunan bendungan, embung, varietas unggul baru, pemupukan berimbang, mekanisasi pertanian, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan penyuluhan pertanian.

Menjelang Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan RI, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute sebagai pengakuan atas sistem pertanian pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi. Penghargaan tersebut diberikan kepada Presiden Jokowi, di Istana Negara, Minggu (14/8). Pada kesempatan tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selaku menteri yang juga berperan dalam mengkoordinasikan sektor pangan nasional turut hadir langsung mendampingi Presiden menerima penghargaan tersebut.

“Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer,” ungkap Airlangga, usai mendampingi Presiden dalam acara penyerahan penghargaan.

Sektor pertanian pada tahun 2021 tumbuh 1,84 persen (yoy) dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28 persen. Kemudian, pada kuartal II-2022, sektor pertanian menunjukkan konsistensi dengan pertumbuhan positif 1,37 persen (yoy) dan berkontribusi 12,98 persen terhadap perekonomian nasional. Tren positif tersebut juga turut menjaga kesejahteraan petani dengan capaian Nilai Tukar Petani (NTP) tertinggi pada Maret 2022 yakni sebesar 109,29 sedangkan NTP pada Juli 2022 tercatat sebesar 104,25.

Sementara itu, prognosa pangan nasional tahun 2022, khususnya pada komoditas beras, menunjukkan adanya surplus 7,5 juta ton. Hal ini melanjutkan tren positif swasembada beras dengan produksi beras pada tahun 2020 sebesar 31,4 juta ton dan tahun 2021 sebesar 31,2 juta ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi produksi beras yang relatif stabil dari tahun ke tahun berdampak positif terhadap terjaganya harga beras nasional di tingkat konsumen.

“Swasembada beras yang telah dicapai tentunya masih dihadapkan oleh berbagai tantangan baik dari sisi hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemerintah terus meningkatkan berbagai upaya perbaikan,” kata Airlangga.

Produktivitas padi nasional pada 2020 berada di angka 5,13 ton per hektar dan pada 2021 meningkat menjadi 5,23 ton per hektar. Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan kualitas benih, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), perbaikan infrastruktur pertanian, penanganan pasca panen, pemanfaatan teknologi pertanian, perluasan areal tanam melalui cetak sawah, penetapan lahan sawah dilindungi, bantuan alat dan mesin pertanian, serta bantuan pembiayaan melalui KUR.

“Pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu ke hilir serta memanfaatkan teknologi, menjadi prasyarat dalam peningkatan daya saing komoditas, baik untuk pemenuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor,” ujar Airlangga.

Dari sisi benih, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Subang telah menghasilkan Inpari 32 dan Inpari 42 dengan produktivitas mencapai 12 ton per hektar. Hal tersebut terus didorong konsistensinya dan diimplementasikan pada skala besar. Penanganan pasca panen dengan pembangunan rice milling unit dan silo modern baik swasta maupun Perum Bulog, serta penerapan klaster bisnis padi. Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian melalui digitalisasi pertanian yakni penerapan Internet of Things (IoT), robot construction, dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan Agriculture War Room (AWR), dan otomatisasi mekanisasi pertanian.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong pengembangan sektor pertanian yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kemajuan teknologi serta ramah lingkungan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia,” pungkas Airlangga.■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |