DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
13 November 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Soal Bansos Dikubur Di Tanah Polisi dan Risma Seirama –

5 min read

Kepolisian terus mendalami kasus beras bansos yang dikubur di wilayah Depok, Jawa Barat. Sejauh ini, keterangan yang disampaikan Kepolisian masih sama dan seirama dengan yang diuraikan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Kasus bansos yang dikubur oleh perusahaan ekspedisi, JNE itu, sudah diambil alih Polda Metro Jaya. Rencananya, hari ini, tim dari Polda Metro akan langsung mengecek ke lokasi tempat dikuburnya bansos tersebut. Polda Metro akan mengundang Kemensos dan Bulog untuk hadir ke lokasi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, pengecekan ke TKP itu untuk memperjelas duduk perkara kasus penimbunan beras bansos yang kini menjadi sorotan publik. Apakah dalam perkara itu ada unsur pidana atau tidak.

“Kami akan mengungkap persoalan yang sebenarnya. Karena dalam hal ini jumlah beras yang harus disalurkan kepada masyarakat yang sebenarnya wajib atau berhak menerima itu, kan ratusan ribu ton,” kata Zulpan, kemarin.

Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa sejumlah pihak terkait seperti pihak JNE. Dari hasil pemeriksaan diketahui, penguburan itu dilakukan karena beras yang diterima sudah rusak dan basah karena terguyur hujan. JNE mengklaim telah mengganti bansos dengan paket yang setara.

Kendati demikian, Zulpan mengaku masih belum bisa memastikan kebenaran penggantian paket bansos presiden itu. Sebab, sampai saat ini pihaknya baru mendapatkan keterangan lisan pihak JNE. “Keterangan ini belum didukung dengan dokumen, baru keterangan secara lisan,” ungkapnya.

Kata Zulpan, JNE menjalin kerjasama dengan PT DNR untuk menyalurkan paket bansos. Total dari hasil kesepakatan, JNE menyalurkan paket bansos ratusan ribu ton. Berapa detailnya, Zulpan tidak merinci.

Di tempat terpisah, Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, beras bansos yang dikubur pihak JNE di Depok itu, ditimbun pada 5 November 2021.

Ramadhan menyebut proses penimbunan itu juga telah dicatat JNE sebagai berita acara. Berdasarkan catatan, total bansos beras yang dikubur sebanyak 3.675 kilogram yang terbagi menjadi 289 karung. “Atau setara dengan 139 KPM, Keluarga Penerima Manfaat,” jelasnya.

 

Ramadhan mengatakan, berdasarkan keterangan VP Quality and Facility JNE, SJ, proses penguburan bansos presiden itu dilakukan JNE lewat kerja sama dengan PT Indah Berkah Bersaudara. JNE sendiri memang tidak memiliki SOP untuk melakukan pemusnahan barang kiriman yang rusak karena terkena hujan.

Keterangan dari pihak JNE yang disampaikan oleh kepolisian, ternyata sama persis dengan penjelasan Mensos Risma. Kata dia, bansos dikubur karena tidak layak setelah basah kehujanan saat pengiriman. Risma mengaku mendapat informasi itu dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

“Pak Menko menyampaikan, saat itu pengiriman bantuan beras itu dilakukan oleh Bulog. Nah, kemudian di perjalanan itu, pengirim melaporkan barangnya kehujanan, sehingga saat itu diputuskan menurut Pak Menko untuk diganti berasnya,” kata Risma, di Jakarta, kemarin.

Risma mengatakan, dalam pengiriman telah ada perjanjian, yakni jika beras tidak layak kirim akan dilakukan penggantian. Risma mengklaim, bansos rusak itu tidak menghambat penyaluran bansos.

Di dunia maya, kasus beras bansos yang dikubur masih jadi sorotan serius warganet. Banyak netizen yang meragukan penjelasan bahwa beras di kubur akibat rusak karena kehujanan.

“Koq pada lucu-lucu penjelasannya… siapa yang kubur? Siapa yang nyuruh … kenapa koq jadi simpang siur,” sindir @adiw937. “Mosok karena kehujanan terus dikubur? Gimana dengan paket kiriman lainnya?” tanya @henrychrist789.

“Jika kondisi Bansos dalam keadaan rusak, seharusnya dikembalikan ke Dinsos bukan dipendam. Lagian tanah yang buat memendam BANSOS bukan milik JNE tapi tanah milik orang lain. Jangan karena gak suka dengan pemerintah lalu hak rakyat dirampas !!” cuit @Celebes26. “Yang saya tahu, semua barang-barang BANSOS yg dari KEMENSOS itu, dikemas menggunakan Plastik.. Mungkinkah barang dalam Plastik bisa rusak..???” timpal @OmBregas.

Namun, akun @p4piKRis menganggap penjelasan yang ada sudah cukup jelas. “Naah… case closed! Sudah dijelasin bahwa beras itu rusak dalam proses pengiriman, namun sudah diganti rugi oleh pihak transporter (JNE) dengan beras baru. Artinya beras yg rusak sudah jadi milik dan tanggungjawab JNE sendiri,” katanya. ■
]]> , Kepolisian terus mendalami kasus beras bansos yang dikubur di wilayah Depok, Jawa Barat. Sejauh ini, keterangan yang disampaikan Kepolisian masih sama dan seirama dengan yang diuraikan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Kasus bansos yang dikubur oleh perusahaan ekspedisi, JNE itu, sudah diambil alih Polda Metro Jaya. Rencananya, hari ini, tim dari Polda Metro akan langsung mengecek ke lokasi tempat dikuburnya bansos tersebut. Polda Metro akan mengundang Kemensos dan Bulog untuk hadir ke lokasi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, pengecekan ke TKP itu untuk memperjelas duduk perkara kasus penimbunan beras bansos yang kini menjadi sorotan publik. Apakah dalam perkara itu ada unsur pidana atau tidak.

“Kami akan mengungkap persoalan yang sebenarnya. Karena dalam hal ini jumlah beras yang harus disalurkan kepada masyarakat yang sebenarnya wajib atau berhak menerima itu, kan ratusan ribu ton,” kata Zulpan, kemarin.

Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa sejumlah pihak terkait seperti pihak JNE. Dari hasil pemeriksaan diketahui, penguburan itu dilakukan karena beras yang diterima sudah rusak dan basah karena terguyur hujan. JNE mengklaim telah mengganti bansos dengan paket yang setara.

Kendati demikian, Zulpan mengaku masih belum bisa memastikan kebenaran penggantian paket bansos presiden itu. Sebab, sampai saat ini pihaknya baru mendapatkan keterangan lisan pihak JNE. “Keterangan ini belum didukung dengan dokumen, baru keterangan secara lisan,” ungkapnya.

Kata Zulpan, JNE menjalin kerjasama dengan PT DNR untuk menyalurkan paket bansos. Total dari hasil kesepakatan, JNE menyalurkan paket bansos ratusan ribu ton. Berapa detailnya, Zulpan tidak merinci.

Di tempat terpisah, Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, beras bansos yang dikubur pihak JNE di Depok itu, ditimbun pada 5 November 2021.

Ramadhan menyebut proses penimbunan itu juga telah dicatat JNE sebagai berita acara. Berdasarkan catatan, total bansos beras yang dikubur sebanyak 3.675 kilogram yang terbagi menjadi 289 karung. “Atau setara dengan 139 KPM, Keluarga Penerima Manfaat,” jelasnya.

 

Ramadhan mengatakan, berdasarkan keterangan VP Quality and Facility JNE, SJ, proses penguburan bansos presiden itu dilakukan JNE lewat kerja sama dengan PT Indah Berkah Bersaudara. JNE sendiri memang tidak memiliki SOP untuk melakukan pemusnahan barang kiriman yang rusak karena terkena hujan.

Keterangan dari pihak JNE yang disampaikan oleh kepolisian, ternyata sama persis dengan penjelasan Mensos Risma. Kata dia, bansos dikubur karena tidak layak setelah basah kehujanan saat pengiriman. Risma mengaku mendapat informasi itu dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

“Pak Menko menyampaikan, saat itu pengiriman bantuan beras itu dilakukan oleh Bulog. Nah, kemudian di perjalanan itu, pengirim melaporkan barangnya kehujanan, sehingga saat itu diputuskan menurut Pak Menko untuk diganti berasnya,” kata Risma, di Jakarta, kemarin.

Risma mengatakan, dalam pengiriman telah ada perjanjian, yakni jika beras tidak layak kirim akan dilakukan penggantian. Risma mengklaim, bansos rusak itu tidak menghambat penyaluran bansos.

Di dunia maya, kasus beras bansos yang dikubur masih jadi sorotan serius warganet. Banyak netizen yang meragukan penjelasan bahwa beras di kubur akibat rusak karena kehujanan.

“Koq pada lucu-lucu penjelasannya… siapa yang kubur? Siapa yang nyuruh … kenapa koq jadi simpang siur,” sindir @adiw937. “Mosok karena kehujanan terus dikubur? Gimana dengan paket kiriman lainnya?” tanya @henrychrist789.

“Jika kondisi Bansos dalam keadaan rusak, seharusnya dikembalikan ke Dinsos bukan dipendam. Lagian tanah yang buat memendam BANSOS bukan milik JNE tapi tanah milik orang lain. Jangan karena gak suka dengan pemerintah lalu hak rakyat dirampas !!” cuit @Celebes26. “Yang saya tahu, semua barang-barang BANSOS yg dari KEMENSOS itu, dikemas menggunakan Plastik.. Mungkinkah barang dalam Plastik bisa rusak..???” timpal @OmBregas.

Namun, akun @p4piKRis menganggap penjelasan yang ada sudah cukup jelas. “Naah… case closed! Sudah dijelasin bahwa beras itu rusak dalam proses pengiriman, namun sudah diganti rugi oleh pihak transporter (JNE) dengan beras baru. Artinya beras yg rusak sudah jadi milik dan tanggungjawab JNE sendiri,” katanya. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |