Berkat Tangan Dingin Erick Thohir Prestasi BUMN Yahud… –
5 min read
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memprediksi total aset perusahaan pelat merah telah mencapai sekitar Rp 9.000 triliun pada 2021. Atau sekitar 53 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto). Capaian ini akibat sejumlah transformasi yang dikebut Erick di perusahaan tersebut.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, kemampuan BUMN meraih kinerja baik, terutama di tahun 2021, menjadi bukti adanya perbaikan tata kelola dan kinerja bisnis.
Salah satunya melalui AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Ditambah lagi penerapan leadership kuat, sehingga mampu menciptakan perbaikan kinerja pada perusahaan-perusahaan pelat merah.
Karenanya, Piter mengapresiasi pencapaian positif BUMN, yang tidak lepas dari tangan dingin Erick Thohir sebagai Menteri BUMN.
“Sebelumnya banyak yang pesimistis terhadap perusahaan BUMN. Tapi nyatanya, meski pandemi berimbas ke berbagai sektor usaha, BUMN mampu membukukan laba yang naik tajam dari periode sebelumnya. Ini prestasi,” jelas Piter kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Piter mengatakan, capaian yang diraih saat ini harus mampu menghapus stigma yang kadung terbentuk, bahwa BUMN ladang korupsi.
Kinerja yang baik ini menjadi momen membangun public trust terhadap BUMN, terutama meraih esensi bisnisnya.
“Masih banyak yang pesimis terhadap kemampuan BUMN, menurut saya itu wajar. Karena masih banyak perusahaan BUMN yang merugi,” sebut Piter.
Dihubungi terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, beberapa sektor BUMN memang mengalami kinerja baik. Namun perlu diingat, masih ada beberapa perusahaan pelat merah yang mencatat kinerja di bawah target.
“Meski naik keseluruhan, namun seharusnya bisa lebih dari yang saat ini. Tapi faktor pandemi menjadi kendala, yang tak bisa dihindari sektor usaha BUMN,” kata Abra kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Abra, ini tercermin dari pendapatan BUMN tahun 2021 yang meningkat cukup pesat mencapai Rp 126 triliun.
Sebagian pencapaian BUMN masih ada yang didukung APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), alias belum ditopang seluruhnya dari bisnis. Hal tersebut menjadi catatan bagi BUMN untuk terus maju lagi ke depannya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menggarisbawahi, hingga saat ini perusahaan pelat merah telah berkontribusi sepertiga ekonomi Indonesia. Artinya, BUMN memiliki peran sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
Menurut Erick, BUMN yang sehat membantu mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berbasis adil dan makmur.
“Sedangkan masyarakat yang makmur mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” jelas Erick dalam keterangan resminya, Selasa (9/8).
Dengan basis ekonomi kerakyatan dan juga fungsi BUMN sebagai agent of development, lanjut mantan Bos Inter Milan ini, BUMN tetap menjalankan proyek pembangunan yang menciptakan lapangan kerja di tengah pandemi Covid-19.
Erick menyebut sejumlah project besar BUMN. Seperti RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan, yang diperkirakan menyerap 19 ribu tenaga kerja. Hilirisasi batu bara menjadi DME (Dimethyl ether), diramal menyerap 10 ribu tenaga kerja.
Sementara, smelter tembaga Freeport Gresik menyerap hingga 40 ribu tenaga kerja. Sedangkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), telah mencatatkan penyerapan hingga 200 ribu tenaga kerja.
Kemudian, pembangunan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika, di mana InJourney selaku core dari penyelenggaraan event internasional MotoGP, mampu menyerap 4.500 tenaga kerja lokal.
Erick menegaskan, BUMN sebagai penopang perekonomian Indonesia, berkomitmen melanjutkan berbagai program untuk mendukung Pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Saya berharap, momentum pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2022 sebesar 5,44 persen dapat terus terjaga hingga akhir tahun,” harap Erick ■
]]> , Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memprediksi total aset perusahaan pelat merah telah mencapai sekitar Rp 9.000 triliun pada 2021. Atau sekitar 53 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto). Capaian ini akibat sejumlah transformasi yang dikebut Erick di perusahaan tersebut.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, kemampuan BUMN meraih kinerja baik, terutama di tahun 2021, menjadi bukti adanya perbaikan tata kelola dan kinerja bisnis.
Salah satunya melalui AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Ditambah lagi penerapan leadership kuat, sehingga mampu menciptakan perbaikan kinerja pada perusahaan-perusahaan pelat merah.
Karenanya, Piter mengapresiasi pencapaian positif BUMN, yang tidak lepas dari tangan dingin Erick Thohir sebagai Menteri BUMN.
“Sebelumnya banyak yang pesimistis terhadap perusahaan BUMN. Tapi nyatanya, meski pandemi berimbas ke berbagai sektor usaha, BUMN mampu membukukan laba yang naik tajam dari periode sebelumnya. Ini prestasi,” jelas Piter kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Piter mengatakan, capaian yang diraih saat ini harus mampu menghapus stigma yang kadung terbentuk, bahwa BUMN ladang korupsi.
Kinerja yang baik ini menjadi momen membangun public trust terhadap BUMN, terutama meraih esensi bisnisnya.
“Masih banyak yang pesimis terhadap kemampuan BUMN, menurut saya itu wajar. Karena masih banyak perusahaan BUMN yang merugi,” sebut Piter.
Dihubungi terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, beberapa sektor BUMN memang mengalami kinerja baik. Namun perlu diingat, masih ada beberapa perusahaan pelat merah yang mencatat kinerja di bawah target.
“Meski naik keseluruhan, namun seharusnya bisa lebih dari yang saat ini. Tapi faktor pandemi menjadi kendala, yang tak bisa dihindari sektor usaha BUMN,” kata Abra kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Abra, ini tercermin dari pendapatan BUMN tahun 2021 yang meningkat cukup pesat mencapai Rp 126 triliun.
Sebagian pencapaian BUMN masih ada yang didukung APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), alias belum ditopang seluruhnya dari bisnis. Hal tersebut menjadi catatan bagi BUMN untuk terus maju lagi ke depannya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menggarisbawahi, hingga saat ini perusahaan pelat merah telah berkontribusi sepertiga ekonomi Indonesia. Artinya, BUMN memiliki peran sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
Menurut Erick, BUMN yang sehat membantu mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berbasis adil dan makmur.
“Sedangkan masyarakat yang makmur mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” jelas Erick dalam keterangan resminya, Selasa (9/8).
Dengan basis ekonomi kerakyatan dan juga fungsi BUMN sebagai agent of development, lanjut mantan Bos Inter Milan ini, BUMN tetap menjalankan proyek pembangunan yang menciptakan lapangan kerja di tengah pandemi Covid-19.
Erick menyebut sejumlah project besar BUMN. Seperti RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan, yang diperkirakan menyerap 19 ribu tenaga kerja. Hilirisasi batu bara menjadi DME (Dimethyl ether), diramal menyerap 10 ribu tenaga kerja.
Sementara, smelter tembaga Freeport Gresik menyerap hingga 40 ribu tenaga kerja. Sedangkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), telah mencatatkan penyerapan hingga 200 ribu tenaga kerja.
Kemudian, pembangunan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika, di mana InJourney selaku core dari penyelenggaraan event internasional MotoGP, mampu menyerap 4.500 tenaga kerja lokal.
Erick menegaskan, BUMN sebagai penopang perekonomian Indonesia, berkomitmen melanjutkan berbagai program untuk mendukung Pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Saya berharap, momentum pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2022 sebesar 5,44 persen dapat terus terjaga hingga akhir tahun,” harap Erick ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID